Dampak SPM dalam Kehidupanku

Semester depan Kabupaten Pekalongan memberlakukan SPM (Standar Pelayanan Minimal) yang mana salah satu poinnya adalah pemberlakuan jam kerja dari jam 7.00 – 14. 00.
Yeah.. ku akui salah satu misiku ketika memilih menjadi guru SD adalah pulang gasik. Padahal banyak orang menyayangkan potensiku ketika aku memutuskan memilih SD (pedeh...). Mereka ga tau saja kalau sebenarnya aku mengincar pulang gasiknya karena memang misi jangka panjangku adalah jika aku sudah berkeluarga maka aku punya banyak waktu bersama keluargaku. Punya waktu lebih untuk mengurus anak-anak dan suamiku. Mission failed!

Terlepas dari misi jangka panjang, tentu saja ada misi jangka pendek. Aku harus melepaskan side jobku jika peraturan tersebut benar-benar dilaksanakan. Masalahnya ga semata-mata terletak pada faktor ekonomi, tapi juga dari faktor waktu. Orang yang terbiasa punya kegiatan yang padat kalau tiba-tiba harus kehilangan kegiatannya akan membuat dia stress berat. Sekarang baru bulan Desember tapi ke-parno-an akan kehilangan kegiatan ini sudah menghantuiku, kerjaan ga ada pacar pun tak punya. Hmmm....terus mau ngapain coba???

Thus make me decide to imagine what I will do next semester. In addition, it makes me think that this is the time to stop. At least the rule makes me stop, and it’s a God’s will.

Positifnya, kalau kemarin aku melakukan tugas mencerdaskan kehidupan bangsa, tapi adik sendiri malah ga kurusan, emester depan bisa fokus ke keluarga- ngelesi adik sendiri :D. Terus, kalau kemarin-kemarin ga sempet bantuin kerjaan rumah, bantuin nyokap.. semester depan bisa fokus birul walidainnya. I hope so...

And many more..  they’re already in the list...
Everything will gonna be OK! Aku ga akan stress, depresi, frustasi atau mati karena peraturan ini! J

Comments

Post a Comment