Membuat RPP Sederhana

Semalam, grup KGB Pekalongan rame ngebahas RPP. Berawal dari trending hashtag #10yearschallenge yang membahas 10 tahun lalu, RPP minta dari flashdisk temen, sementara 2019 minta RPP lewat whatsapp. Ga beda jauh lah ya, masih sama-sama copy paste.

Saya si belum pernah minta RPP lewat flashdisk atau whatsapp, pernahnya lewat e-mail. Haha..sama saja dunk ya.. Berdasarkan teori dan pengalaman, sebenernya RPP itu sangat membantu keberlangsungan kelas yang saya ajar. Saya tahu benar semua kegiatan yang saya rencanakan, jadi ga random gitu ngajarnya. Yah...ga cuma ngajar doank kan ya? Semua hal kalau direncanakan itu pasti akan lebih baik ketimbang yang mendadak. Namun, apalah daya, rasa malas membuat RPP itu sudah seperti virus yang menular. Terlebih lagi keharusan membuat RPP di awal tahun ajaran untuk satu semester. Ini absurd si menurut saya. Kenal anak aja belum, masak kita sudah bikin RPP duluan. Belum lagi situasi dan kondisi yang mungkin berubah seiring berjalannya waktu. Yang paling parah n malesi adalah tidak ada kemerdekaan dalam membuat RPP. Guru diharapkan manut sistematika penulisan RPP dari Kemdikbud yang berdasarkan Permen sekian (Maaf, saya ga suka ngapalin Undang-undang dan permendikbud, jadi ya ga apal). Satu RPP bisa sampai 6-10 lembar. Ditambah lagi dengan keharusan mengikuti syntax, yang saya juga males ngapalin. Apa ga bisa ya kita pilah pilih langkah pembelajaran sesuka kita? Atau ini saya dan pemangku kebijakan terkait sekolah saya nya aja yang ga mudeng the true content of permendikbudnya, Wallahu 'alam. 
Yah..mungkin itu hanya alasan saya semata si. 

Nah.. tapi nih, saat Camp SOAR kemarin, saya dapat pengalaman seru dalam membuat RPP. Isinya simple, cukup objective, authentic material, sama langkah-langkah kegiatannya. Semuanya diwajibkan diilustrasikan dengan gambar. Kebayang kan kalau baca buku tanpa gambar itu ibarat minum kopi tanpa gula. Maka, gambar membuat RPP makin hidup. Gambar disini bukan hanya authentic materialnya, tapi juga langkah-langkah pembelajarannya. 

Asyiknya ga harus ngikutin syntax si, metodenya kita bikin sekreatif kita. Langkah pembelajaran hanya pre-while-post. Assessment nya ga harus ditulisin juga disana. Merdeka dah!


Comments