Bicara Manajemen Sekolah (Part I)

Manajemen sekolah yang baik itu, bukanlah sekolah-sekolah ‘itu-tu’ )*. Manajemen sekolah yang baik adalah sekolah yang menerima input jelek, namun menghasilkan output yang luar biasa. Pendidikan kan tujuannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, jadi input-input yang jelek ini diolah biar menjadi output yang bener-bener cerdas dan skilful. Biayanya pun tidak melambung tinggi, biayanya relatif terjangkau dan bisa dipenuhi oleh masyarakat menengah ke bawah. Fasilitasnya, ga perlu lengkap dan memadai, bahkan cenderung ga punya fasilitas. Mungkinkah?


Di Indonesia sepertinya belum ada ya, atau ada tetapi saya yang tidak tahu? Sekarang ini, memang seharusnya kita sudah mulai masuk ke tataran dan target memiliki sekolah yang seperti itu. Saya jawab pertanyaan saya diatas. Menurut saya mungkin saja, selama sumber daya di dalam sekolah)**  itu memadai dan mendukung, memiliki visi dan target yang sama: ”Mengubah input jelek menjadi output yang luar biasa dengan biaya dan fasilitas seadanya”. Pekerjaan ini lebih cocok jika diberikan kepada para pemuda agaknya. Kenapa? Tahu kan betapa dahsyatnya kekuatan pemuda? Bung Karno saja mengatakan, ”berikan padaku 10 pemuda dan aku akan mengubah Indonesia”. Mengingat sejarah kemerdekaan, siapa coba yang memperjuangkan? Pemuda to? Pemuda biasanya lebih idealis ketimbang tetua. Sudah terbukti, semakin tua seseorang idealismenya akan semakin menurun. Tapi, jangan dipikir pemudanya adalah pemuda sembarangan. Pemudanya tentu pemuda pilihan, bukan pemuda yang masa sekolahnya disia-siakan, atau pas mahasiswa kerjaannya cuma genjrang-genjreng, genjrang-genjreng ga karuan, kuliah hanya dijadikan alasan biar dapat uang jajan, padahal sebenarnya ga masuk itu jadi kebiasaan. BUKAN YANG SEPERTI ITU! Pemudanya adalah para pemuda dengan visi dan idealisme dalam kehidupannya. Saya yakin sekolah tersebut pasti akan menjadi sekolah dengan manajemen terbaik. Itu bukan mimpi!!!


Selama ini, kita terikat dengan stereotype sekolah ’itu-tu’)* adalah yang terbaik. Semua orang mendewa-dewakannya, para siswa berbondong-bondong bermimpi untuk sekolah disana, bahkan menghalalkan segala cara agar bisa sekolah disana, meskipun harus membayar dengan sejumlah uang misalnya...
Padahal, kalau dipikir lagi... bukankah wajar? Inputnya saja sudah pilihan, ga sembarangan, ada nilai minimal ketika pendaftaran. Biayanya jangan ditanya, masalah fasilitas tentu lengkap dari Lab Bahasa, Lab Kimia, Biologi, Perpustakaan, dan segala jenis lapangan biasanya punya. Wajar kan, jika sekolah dengan input baik, diolah dengan biaya yang cukup, bahkan berlebih, fasilitas lengkap menghasilkan output-output yang luar biasa. Kalau outputnya jelek kan malah jadi tanda tanya.
Sekarang saatnya kita memikirkan tentang sekolah yang ’ini-ni’)***

)* yang dimaksud disini adalah sekolah dengan input baik, biaya mahal dan fasilitas yang sangat lengkap.
)**Kepala sekolah, guru, BK, dan karyawan.
)*** sekolah dengan input jelek, diolah dengan biaya dan fasilitas seadanya.

Comments