Stereotype Kecerdasan

Stereotype is a generalization, usually exaggerated and often offensive, that is used to describe or distinguish a group (dictionary.com).
Stereotype adalah sebuah generalisasi, biasanya berlebihan dan seringkali menyinggung yang digunakan untuk menggambarkan atau membedakan sebuah kelompok.
Sedangkan kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, memahami dan berpikir (Oxford Learner's Pocket Dictionary).
Dengan demikian, sy mendefinisikan stereotype kecerdasan sebagai pendapat umum/ generalisasi tentang kemampuan seseorang untuk belajar, memahami dan berpikir.

Saat ini stereotype yang berkembang tentang kecerdasan adalah seseorang dianggap cerdas/ pandai jika nilai akademik/ rapornya bagus. Masyarakat cenderung memberi cap 'anak bodoh' pada anak yang nilai akademiknya jelek.
Agaknya kita harus mulai mendefinisikan kembali apa itu kecerdasan, terlebih lagi sejak sekitar 1982, seorang profesor bernama Prof.Dr. Howard Gardner telah menemukan teori tentang Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk). Seharusnya kita bisa mengikuti perkembangan teori ini, dan mulai mengartikan bahwa tiap anak itu cerdas dan minimal memiliki satu potensi kecerdasan. Kita tidak lagi memberi cap 'anak bodoh' atau 'anak pintar' lagi. Sebelum melangkah lebih jauh, saya akan mengemukakan kedelapan kecerdaa menr Howrd Gardner.

Ya..hal ini memang tidak mudah, saya sendiri sebagai seorang yang diuntungkan oleh pengertian kecerdasan lama, masih sering kelepasan dalam menanggapi kemampuan anak. Apalagi pada saat-saat pertama menjadi guru, penerapannya begitu sulit. Selain itu, saya juga belum begitu memahami hakekat kecerdasan majemuk, baru mengetahui permukaannya saja. Setelah berkenalan dengan DMI (Dermatogliphics Multiple Intelligence) dan membaca beberapa referensi, saya baru bisa mengerti.

Dan tahukah anda? Sesungguhnya jika kita, sebagai guru memahami benar konsep Kecerdasan Majemuk, kita akan dimudahkan dalam mengajar, seperti apapun karakter anak yang kita hadapi karena kita bisa mengajar melalui pintu kecerdasan anak. Saya akan mencontohkan saya sendiri, saya dideteksi tes DMI memiliki kecerdasan musikal. Dalam kasus ini, guru bisa menerangkan sebuah pelajaran dengan lagu karena itu akan lebih memudahkan saya dalam memahami pelajaran. Tidak heran saya masih ingat dengan lagu-lagu yang diajarkan guru Bahasa Inggris SMA saya, dan bahkan menggunakan metode yang sama untuk megajar siswa saya.

Comments