Ayahku Idolaku

Ayah, dialah lelaki yang pertama kali jatuh cinta padaku, bahkan sebelum aku dilahirkan. Dia pula orang yang paling mencintaiku tak peduli seperti apa rupaku, sekeras apa sifatku, dia selalu mencintaiku sepanjang hidupnya. Dia mengajariku banyak hal, mulai dari membaca, sholat, mengaji dan pelajaran tentang perjuangan dan kehidupan.


Di mataku, ayahku adalah sosok suami dan ayah yang sempurna. Paket lengkap dari kesholehan, rupa, sifat dan kemapanan dimilikinya. Ibu pernah bercerita, bahwa sejak mereka menikah 31 tahun lalu, ayah tak pernah melewatkan bangun untuk sholat malam. Kebagusan sifatnya terlihat dari caranya memperlakukan istrinya. Tapi, tolong jangan dibayangkan perlakuannya romantis seperti drama korea ya. Haha.. Aku tidak pernah melihat ayah dan ibuku bertengkar, meskipun hanya pertengkaran kecil. Ya, tentunya tidak semata-mata karena ayah, tapi juga ibu yang taat pada suami dan tak pernah mengeluh. 

Jika berbicara tentang kemapanan, saat itu ayahku adalah guru PNS dengan beberapa sawah dan kebun warisan, cukup dikatakan mapan untuk ukuran orang desa. Meskipun gaji guru saat itu tidak seberapa, tapi secara strata sosial status guru itu bisa menjadi primadona di desa. Sedangkan ibu, hanyalah lulusan MTs yang masak saja belum bisa. Ayahku bisa bertindak semena-mena jika mau. Tapi, yang ku lihat.. Ayahku mau mengerjakan pekerjaan rumah, meskipun dia sudah lelah bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ketika aku masih kecil, ayahlah yang menyetrika seragam kerja dan seragam sekolahku. Saat ibuku mulai berdagang untuk membantu ekonomi keluarga, ayahku dengan sigap membantu. 

Demi waktu untuk keluarga, ayah merelakan untuk tidak mengejar karir atau pendidikan. Sebuah pengorbanan bagi seorang laki-laki. Bagaimanapun juga karir dan pendidikan itu gengsi tersendiri di masyarakat. Tapi, ayah rela melepasnya demi waktu yang akan tersita jika dia memilih mengejar dunia. Begitu banyak yang dilakukannya untuk ibu dan keluarga, tapi semua hasil jerih payahnya seperti rumah, tanah dan motor diatas namakan ibu. 

Yang tak kalah penting adalah, ayahku seorang yang tampan di jamannya. Dia juga tidak merokok. Idola banget kan? Mencari paket lengkap seperti figur ayahku sangatlah sulit. Beruntunglah ibu yang mendapatkannya sebagai pendamping hidupnya. 

Comments